JENIS LAYANAN BIMBINGAN KONSELING


REVIEW JURNAL
BIMBINGAN DAN KONSELING
“JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING”
DOSEN : Achmad Zayadi, M.Pd



Disusun Oleh :

INDAH WARDINI
MUHAMMAD ARFAN
TSABTINA RAHMI


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI AL-HIKMAH)
JAKARTA
2018




REVIEW JURNAL I

A. Judul
Manajemen Bimbingan Dan Konseling Berbasis Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014, (Penulis jurnal ini adalah Edris Zamroni dan Susilo Rahardjo, Program Studi Bimbingan dan Konseling  FKIP Universitas Muria Kudus) Jurnal Konseling GUSJIGANG, Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187, Info Artikel : Diterima April 2015, Disetujui Mei 2015, Dipublikasikan Juni 2015

B. Fokus Masalah
Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga pelayanan bimbingan dan konseling benar-benar memberikan kontribusi pada penetapan visi, misi, dan tujuan sekolah yang bersangkutan. Kegiatan ini didukung oleh manajemen pelayanan yang baik guna tercapainya peningkatan mutu pelayanan bimbingan dan konseling. Pada prinsipnya manajemen memuat makna segala upaya menggerakkan individu atau kelompok untuk bekerja sama dalam mendayagunakan sumber daya dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan. Apabila diterapkan dalam pelayanan bimbingan dan konseling disekolah, maka manajemen bimbingan dan konseling adalah segala upaya yang digunakan untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen dan sistem informasi berupa himpunan data bimbingan untuk menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka mencapai tujuan.

C. Teori-Teori Yang Digunakan
Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif dikemas dalam komponen ini mewadahi berbagai macam layanan dengan tujuan utama optimalisasi perkembangan peserta didik, yaitu :
Layanan Perencanaan Individual dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada semua siswa agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya. Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu individu membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana. bertujuan untuk membimbing seluruh siswa agar memiliki kemampuan untuk merumuskan tujuan, perencanaan, pengelolaan terhadap pengembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir, belajar dapat memantau dan memahami perkembangan dirinya, dapat melakukan tindakan berdasarkan pemahamannya.
Layanan Responsif merupakan layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan dengan segera. Layanan ini bertujuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhannya yang dirasakan pada saat ini yang dipandang mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Indikator dari kegagalan itu berupa ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri atau perilaku bermasalah.
Dukungan Sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan profesional, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli atau penasehat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan. Program ini memberikan dukungan kepada guru bimbingan dan konselor dalam rangka memperlancar penyelenggaraan ketiga program layanan. Sedangkan bagi personel pendidikan lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah. Komponen dukungan sistem mencakup dua bagian program bimbingan dan konseling, dan layanan pendukung.
Sejatinya Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 mengadopsi pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif sebagai acuan utama. strategi layanannya sebagai berikut :
Layanan Dasar adalah sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas perkembangan. Strategi layanan adalah Bimbingan Klasikal, Bimbingan Kelompok, Layanan Orientasi, Layanan Informasi dan Pengumpulan Data.
Layanan Perencanaan Individual adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan kemampuan peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan pendalaman mata pelajaran. Strategi layanannya adalah Penilaian Individual, Bantuan Individual atau Kelompok dalam merencanakan tujuan, melakukan kegiatan dan mengevaluasi, Penempatan Penjurusan Penyaluran
Layanan Responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik yang menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera, agar peserta didik tidak mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Strategi layanan adalah konseling individual, konseling kelompok, konsultasi, kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus dan Bimbingan Teman Sebaya.
Dukungan Sistem adalah komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur, dan pengembangan kemampuan profesional konselor dan konseling secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik dan mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Yang termasuk dalam kegiatan adalah Pengembangan Profesional, Manajemen Program dan Penelitian

D. Kesimpulan
Pelayanan bimbingan dan konseling harus selalu bertumpu pada kebutuhan siswa baik dalam perkembangannya maupun mengatasi masalah yang dihadapi tujuannya adalah agar tercapai kehidupan yang membahagiakan dan mensejahterakan dengan pelayanan profesional bimbingan dan konseling. Apapun pola yang kita pakai baik itu Komprehensif maupun Pola 17 Plus yang terpenting adalah apa yang kita laksanakan benar-benar bermanfaat bagi konseli. Perlu diingat adalah bimbingan dan konseling bukan resep, sehingga akan terus berkembang dalam penanganan dan manajemennya sesuai dengan kebutuhan lapangan dan perkembangan zaman. Untuk mempermudah, berbagai layanan bimbingan dan konseling di Pola 17+ dapat dimasukkan sebagai strategi layanan dalam setiap komponen program BK Komprehensif.


REVIEW JURNAL II

A. Judul Jurnal
Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar, (Penulis jurnal ini adalah Widada, program bimbingan dan konseling di sekolah dasar, jurnal pemikiran dan pengembangan sd, jilid 1, nomor 1, april 2013, hlm. 65-75)

B. Fokus Masalah
Program bimbingan dan konseling sangat diperlukan dalam pelaksanaan instruksional, karena dalam prakteknya tidak sedikit diantara siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami isi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa yang mengalami kesulitan belajar dipastikan memerlukan layanan spesifik yakni berupa perlakuan yang mampu membangkitkan semangat belajarnya, menumbuhkan motivasi yang rendah kadarnya sehingga muncul dorongan untuk belajar mengejar ketertinggalan dari temannya. Layanan lain bagi kesejahteraan siswa berupa layanan kesehatan melalui usaha kesehatan sekolah, asrama sekolah, kantin sekolah, koperasi sekolah, unit untuk menampung dan menyalurkan potensi dan hobi siswa. Layanan ini disamping diperlukan bagi kesejahteraan siswa, juga secara langsung maupun tidak langsung juga dapat memperlancar pelaksanaan instruksional, pembentukan kepribadian unggul, kompetitif, toleran, mandiri dan sifat-sifat lainnya.

C. Teori Yang Digunakan
Dalam pendekatan perkembangan, BK memiliki Developmental yakni memfokuskan kegiatannya dalam upaya memfasilitasi setiap perkembangan peserta didik baik melalui intervensi tindakan bimbingan maupun melalui penciptaan lingkungan yang kondusif bagi perkembangannya. Dengan mengacu pada target yakni memfasilitasi pencapaian stándar kompetensi kemandirian sebagai tugas perkembangan peserta didik maka komponen program BK itu terdiri atas Layanan Dasar Bimbingan, Layanan Responsif, Layanan Perencanaan Individual, dan Dukungan Sistem (Gysbers & Henderson: 2005, Yusuf: 2009).
Layanan Dasar Bimbingan merupakan layanan BK yang berupa penyiapan pengalaman secara terprogram melalui pendekatan kelompok untuk mengembangkan perilaku seperti yang dikehendaki oleh tugas-tugas perkembangan yang terumus. Dalam layanan ini kepada konseling dibekali berbagai pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan konseli utamanya menunjang bagi tercapainya tujuan. Layanan ini penyampaiannya dilakukan secara kelompok karena memang seluruh siswa memerlukannya. Layanan ini diperlukan pada semua tingkatan kelas sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing. Strategi Implementasi Program BK ini yaitu Layanan orientasi, Layanan informasi, Bimbingan kelompok, Pengumpulan data dan Bimbingan klasikal
Layanan Responsif merupakan layanan BK yang ditujukan kepada konseli yang memerlukan penyelesaian segera. Penanganan segera ini diperlukan karena jika sampai terjadi keterlambatan dalam menangani kasus itu akan berakibat terhambatnya peserta didik dalam mencapai tujuan. Cara menangani masalah demikian biasanya dilakukan secara individual yakni dengan melakukan interaksi dengan konseli secara intensif agar dapat dikenali permasalahan yang sedang dihadapi secara mendalam dan komprehensif untuk selanjutnya memudahkan dalam menemukan solusinya. Strategi Implementasi Program BK ini yaitu Konseling, Konsultasi, Kunjungan rumah, Konferensi kasus, Bimbingan Teman Sebaya,  alih tangan, Kolaborasi dengan pihak lain.
Layanan Perencanaan Individual merupakan bentuk bantuan kepada konseli agar ia mampu membuat rencana secara terprogram dalam kehidupannya. Perencanaan yang diperlukan meliputi perencanaan kelanjutan studi, perencanaan karir, maupun perencanaan hidup di masyarakat. Suatu perencanaan bagi masa depan perlu disiapkan, karena hal ini akan menjadi semacam arah yang akan dituju atau dicapai dalam hidup seseorang. Agar seseorang mampu membuat perencanaan maka diperlukan pemahaman diri baik pemahaman potensi lebih maupun potensi yang kurang. Strategi Implementasi Program BK ini yaitu Pengenalan terhadap potensi siswa, Pengenalan lingkungan dan Memotivasi siswa
Dukungan System merupakan kegiatan pendukung bagi terlaksananya pemberian layanan BK yang merupakan isi dari ketiga komponen program BK diatas. Dukungan sistem lebih banyak berkaitan dengan pengelolaan BK. Bagaimana profesionalitas personil bisa dicapai, kebijakan apa yang perlu diadakan sehingga berangsur-angsur layanan BK yang diterima peserta didik memenuhi kebutuhan dan pada gilirannya memberi makna baginya. Strategi Implementasi Program BK ini yaitu Pengembangan Profesi, Manajemen Program, Riset dan Pengembangan

D. Kesimpulan
Komponen program BK terdiri atas layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individu, dan dukungan sistem. Pelaksanaan program BK melalui strategi intervensi berupa pemberian layanan dan kegiatan pendukung bagi pelaksanaan pemberian layanan, maupun kegiatan penunjang yang berhubungan dengan pengelolaan atau manajemen. Pelaksana program BK di SD ialah guru kelas harus melaksanakan tugas memberikan layanan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Kehadiran tenaga ahli bimbingan diperlukan sebagai konselor kunjung untuk setiap konselor bagi beberapa SD. Konselor kunjung yang membantu guru sekolah dasar mengatasi perilaku mengganggu antara lain dengan pendekatan direct behavioral consultation.   


REVIEW JURNAL III

A. Judul Jurnal
Peningkatan Layanan Bimbingan Dan Konseling Melalui Pelatihan Pembuatan Media Bimbingan Pada Konselor Sekolah Di Man  Lab. Uin Yogyakarta, (Penulis jurnal ini adalah Nailul Falah, merupakan Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurnal Hisbah, Vol. 13, No. 1 Juni 2016)

B. Fokus Masalah
Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor sekolah atau guru bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi perkembangan siswa untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Substansi bimbingan dan konseling yang disiapkan untuk memfasilitasi satuan pendidikan dalam mewujudkan proses pendidikan dengan memperhatikan dan menjawab ragam kemampuan, kebutuhan, dan minat sesuai dengan karakteristik siswa. Selain itu bimbingan dan konseling juga dimaksudkan untuk memfasilitasi guru bimbingan dan konseling untuk menangani dan membantu siswa yang secara individual mengalami masalah psikologis atau psikososial, seperti sulit berkonsentrasi, rasa cemas, dan gejala perilaku menyimpang. Proses layanan bimbingan dan konseling merupakan proses komunikasi, maka dari itu dalam melaksanakannya membutuhkan media sehingga dapat membantu dan mempermudah para konselor sekolah
C. Teori Yang Digunakan
komponen pelaksanaan layanan BK di Sekolah, yaitu :
Layanan Dasar merupakan proses pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal dan kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan.
Layanan Perencanaan Individual merupakan Layanan ini membantu peserta didik agar mampu merencanakan masa depannya, dan melihat serta mengembangkan secara mandiri potensi dari minat-minat yang dimiliki
Layanan Responsif merupakan pemberian bantuan terhadap peserta didik yang penanganannya dilakukan segera. Tujuannya adalah menangani hambatan-hambatan yang dialami oleh peserta didik dalam proses menuju tugas-tugas perkembangan.
Layanan Dukungan Sistem merupakan layanan yang secara khusus dimaksudkan bagi pengembangan kualitas layanan BK itu sendiri. Termasuk di dalamnya kegiatan manajemen BK, tata kelola BK, pengembangan riset, pengembangan kualitas penyelenggara BK, dan pengembangan profesionalitas. Layana dukungan sistem in mencakup tiga aspek utama, yakni; pengembangan jaringan, kegiatan manajemen; riset dan pengembangan.
Media Bimbingan dan Konseling, Dalam bimbingan dan konseling terdapat beragam teknik pemberian layanan salah satu sebuah alat bantu pelaksanaan layanan. Sebagai alat bantu, maka penggunaannyapun harus sesuai kebutuhan serta keadaan yang ada. Menurut Sugihartono menyebutkan ada berbagai macam media yang dapat digunakan yaitu kotak masalah, papan bimbingan, dan comulative record, terapi pustaka, kaset video dan kaset audio, OHP (overhead projector), Televisi, Komputer , Radio dan Tipe recorder.

D.  Metode Penelitian
Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode research dan development, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu serta mengkaji keefektifan dari produk tersebut.16 Adapun tahapan dalam penelitian ini mengacu pada Sugiyono dengan langkah-langkah sebagai berikut; potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validitasi desain, perbaikan desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk, pembuatan produk masal, serta laporan penelitian dan pengembangan.
E. Kesimpulan
Media BK di MAN Lab UIN Yogyakarta belum banyak dikembangkan, sedangkan media dapat membentuk tercapainya tujuan layanan. Jenis media dalam bimbingan dan konseling sangatlah bervariasi, antara lain layanan bimbingan, papan bimbingan, kotak masalah, leaflet, brosur, slogan, biblioterapi, buku materi, perangkat audio-visual, dan sebagainya. Media BK membantu proses layanan terhadap peserta didik. Masing-masing petugas BK atau konselor sekolah sebaiknya menggunakan media dalam proses bimbingan. Sejak tahun 70-an, pengertian BK tidak lagi sebatas face to face, tetapi juga memanfaatkan media. Artinya, proses bimbingan tidak lagi didasarkan pada upaya tatap muka, melainkan penyedian sumber informasi.


REVIEW JURNAL IV
A. Judul Jurnal
Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Untuk Mengembangkan Standar Kompetensi Siswa (penulis jurnal ini adalah caraka putra bhakti program studi bimbingan dan konseling, universitas ahmad dahlan, jurnal konseling, andi matappa volume 1 nomor 1 februari 2017. hal 131-141 p-issn: 2549-1857; e-issn: 2549-4279 diterima: juli-2017; direvisi: agustus-2017; dipublikasikan: agustus-2017) 

B. Fokus Masalah
Program bimbingan dan konseling komprehensif menunjukkan bahwa belum semua guru BK memiliki pemahaman yang baik tentang program bimbingan dan konseling komprehensif. Sehingga perlu ada upaya yang implementatif dalam pengembangan kompetensi guru bimbingan dan konseling dalam pengembangan program bimbingan dan konseling komprehensif. guru BK atau konselor sangat diharapkan mampu mengembangkan layanan bimbingan dan konseling komprehensif. Faktor penting yang berpengaruh terhadap operasionalisasi Permen Dikbud No 111 Tahun 2014 yang menegaskan implementasi program bimbingan dan konseling komprehensif adalah pengawasan, walaupun telah dilakukan sosialisasi dan pelatihan kepada guru BK tetapi bila tidak ada tindak lanjut monitoring ke sekolah maka tidak akan terealisasi dengan baik. Dari perspektif tersebut di atas, penulis membahas bagaimana implementasi program bimbingan dan konseling komprehensif dan analisis mengembangkan standar kompetensi siswa.
C. Teori Yang Digunakan
Layanan Preventif dalam disain mengandung arti bahwa pada dasarnya tujuan pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya dilakukan dalam bentuk yang bersifat preventif. Upaya pencegahan dan antisipasi sedini mungkin hendaknya menjadi semangat utama yang terkandung dalam pelayanan dasar yang diterapkan sekolah. Melalui cara yang preventif tersebut diharapkan siswa mampu memilah tindakan dan sikap yang tepat dan mendukung pencapaian perkembangan psikologis kearah ideal dan positif.
Layanan Pengembangan, dalam tujuan bahwa program yang didisain konselor sekolah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para peserta didik sesuai dengan tahap perkembangan
Dalam Perspektif Kompehensif adalah aktivitas konselor harus seimbang pada layanan dasar, perencanaan individual, dan layanan responsif, dan dukungan sistem. Keseimbangan juga terdapat antara waktu dan tugas utama konselor.
Struktur Pengembangan program bimbingan dan konseling komprehensif yang telah dikembangkan oleh ASCA yang telah dijelaskan pula dalam Lampiran Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014, yaitu Rasional, Visi dan Misi, Deskripsi Kebutuhan, Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling, Rumusan tujuan yang akan dicapai disusun dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta didik setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling.    Komponen Program Bimbingan dan Konseling Komponen program bimbingan dan konseling di satuan pendidikan meliputi Layanan Dasar, Layanan Peminatanan peserta didik dan Perencanaan Individual, Layanan Responsif dan Dukungan sistem.  
Implementasi program bimbingan dan konseling diperlukan penguasaan konsep yang utuh dan keterampilan yang mumpuni. Menurut Galassi untuk menerapkan program bimbingan dan konseling komprehensif yang benar-benar konsisten dengan teori perkembangan membutuhkan konselor yang betul-betul terlatih dan menguasai teori perkembangan Selain penguatan pada sisi pengetahuan, guru bimbingan dan konseling perlu dibekali seperangkat pelatihan yang mendalam dalam mengimplementasikan program bimbingan dan konseling komprehensif.

D. Kesimpulan
Implementasi program bimbingan dan konseling didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia yang terampil. Guru bimbingan dan konseling diharapkan seperangkat pengetahuan dan ketrampilan yang mendukung keterlaksanaan program. Pengetahuan yang utuh tentang teori perkembangan. Ketrampilan yang dimiliki konselor adalah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling. Konselor memiliki kepemimpinan yang kokoh dalam menjalankan program bimbingan. Menurut ASCA (2012:43) memberikan rekemondasikan bahwa konselor sekolah mengalokasikan waktu layanan minimal 80% atau lebih pada komponen layanan direktif (layanan dasar, layanan responsif, dan layanan perencanaan individual) pada siswa. Sedang sisanya waktu 20% untuk aktivitas manajemen program dan dukungan system.


REVIEW JURNAL V

A. Judul Jurnal
Strategi Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam Mereduksi Sikap Negatif Tentang Seks Bebas, (penulis jurnal ini adalah ariadi nugaraha, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, universitas ahmad dahlan, jurnal ilmiah counsellia, volume 7 no. 1, mei 2017 : 40 – 52) 

B. Fokus Masalah
Remaja mulai dipersalahkan, dituduh tidak sopan, tidak bermoral, tidak berakhlak bahkan sampai dikatakan tidak beragama. Meningkatnya minat seksual pada remaja akibat mereka tidak mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi, sehingga tidak mengetahui bahaya atau dampak dari seks bebas. Remaja pada umunya memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang seksualitas sehingga mendorong bagi remaja itu sendiri untuk selalu berusaha mencari informasi, terlepas benar tidaknya informasi tersebut. Sumber informasi tersebut diperoleh dengan bebas mulai dari teman sebaya, buku-buku, video, maupun membuka situs-situs lewat internet. Penampilan perilaku remaja seperti diatas tidak diharapkan, karena tidak sesuai dengan sosok pribadi manusia Indonesia yang dicita-citakan, seperti tercantum dalam tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003), yaitu beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, beakhlak mulia, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
C. Teori Yang Digunakan
Layanan Dasar sebagai pemberian bantuan melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas perkembangan. Strategi layanan dasar yaitu bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, media bimbingan kelompok, asesmen kebutuhan.
Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual sebagai bantuan untuk merumuskan dan melakukan aktivitas-aktivitas sistematik yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan dirinya, peluang dan kesempatan yang ada di lingkungan. Strategi layanan perencanaan individual dan peminatan berupa layanan peminatan dalam format individu maupun kelompok untuk membantu siswa merecanakan pendidikan lanjutan serta perencanaan karir.
Layanan Responsif sebagai proses bantuan untuk menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera, supaya peserta didik tidak mengalami hambatan dalam pencapaian tugas-tugas perkembangan. Strategi layanan responsif dapat berupa Konseling teman sebaya merupakan suatu bentuk hubungan yang bersifat membantu. Makna bantuan disini yaitu sebagai upaya untuk membantu orang lain agar ia mampu tumbuh kearah yang dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya. Melalui kegiatan konseling teman sebaya, diharapkan mampu mencegah atau mampu memulihkan berbagai masalah perilaku seks bebas secara efektif sehingga dapat mengembangkan sikap positif terhadap perilaku seksual remaja disekolah menegah pertama.
Dukungan System sebagai proses bantuan atau fasilitasi atau dukungan secara tidak langsung  terhadap kelancaran, efektivitas dan efisisen pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Strategi layanan dukungan sistem dalam mereduksi sikap negatif tentang seks bebas dapat berupa kolaborasi dengan berupa “parenting class’ memberikan mentoring bagi orangtua tentang bagaimana mendampingi anak usia remaja. kolaborasi dengan BKKKBN dan Puskesmas tentang bahaya Seks bebas.

D. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei. Subyek penelitian adalah siswa Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Sleman yang bukan anggota PIK-R. Dari 21 Sekolah yang memiliki PIK-R, akan diambil secara purposvie sampling yaitu dengan kriteria pada sekolah sekolah yang PIK-R aktif, rutin mengadakan kegiatan tentang Triad KRR, serta memiliki struktur organisasi PIK-R yang beregenerasi secara periodik tertentu. Sedangkan pengambilan sampel subjek penelitian dengan teknik random sampaling sampai memenuhi jumlah responden. Instrumen penelitian adalah angket. Dilihat cara menjawab yaitu skala psikologi untuk mengukur sikap. Hasil ujicoba instrumen uji validitas menunjukkan ada 51 item valid dari 61 item yang ada. Hasil uji reliabilitas menunjukkan skor, 0,796 artinya instrumen memiliki tingkat relaibilitas yang tinggi sehingga layak gunakan untuk penelitian. Analisis data menggunakan data menggunakan metoda analisis statistik deskriptif berbantuan program aplikasi SPSS. 
E. Kesimpulan
Hasil penelitian ini, diperoleh data bahwa siswa SMP di Kabupaten Sleman lebih dari 50% responden memiliki sikap yang setuju terhadap seks bebas. Dari aspek biologis, 71% responden tergolong sangat setuju terhadap perilaku seks bebas, 55% tergolong sangat setuju dari aspek psikologis dan 61% sangat setuju dari aspek sosial. Ini berarti bahwa sebagian besar responden yaitu siswa SMP di Kabupaten Sleman memiliki sikap yang kurang baik terhadap perilaku seks bebas.
Bimbingan dan konseling bertujuan memfasilitasi siswa dapat berkembang optimal. Pengembangan lingkungan belajar yang kondusif dalam mereduksi sikap negatif siswa tentang seks bebas dapat melalui beberapa strategi layanan bimbingan dan konseling. Bentuk fasilitasi mengembangkan siswa melalaui empat komponen layanan yaitu layanan dasar, responsif, peminatan perencanaan individual dan dukungan sistem. Strategi layanan bimbingan dan konseling yang dapat digunakan dalam mereduksi sikap negatif siswa adalah layanan dasar,Layanan responsive, Dukungan sistem


REVIEW JURNAL VI

A. Judul Jurnal
Model Pengembangan Instrumen Supervisi Bimbingan Dan Konseling, (penulis jurnal ini adalah ulfa, sugiyo, edy purwanto, prodi bimbingan konseling, program pascasarjana, universitas negeri semarang, indonesiajurnal bimbingan konseling 3 (1) (2014) 2014, universitas negeri semarang issn 2252-6889, sejarah artikel: diterima januari 2014 disetujui februari 2014 dipublikasikan juni 2014)

B. Fokus Masalah
Beberapa faktor yang menjadi bahan pertimbangan, pentingnya instrumen supervisi BK dikembangkan agar dapat menggali unjuk kerja guru BK secara mendalam yakni dalam kenyataannya yang dikerjakan supervisi adalah mengadakan evaluasi terhadap guru semata, selanjutnya hasil penilaian tersebut tidak dianalisis sehingga menimbulkan ketidakpuasan guru, hal ini disebabkan karena instrumen supervisi yang diterapkan belum spesifik menggali setiap item unjuk kerja guru BK yang seharusnya dilakukan, pusat pelaksanaan supervisi adalah supervisor, bukan berpusat pada apa yang dibutuhkan guru bimbingan dan konseling untuk kebutuhan profesional, sehingga guru tidak merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi pertumbuhan profesinya, umpan balik yang diperoleh dari hasil pendekatan, sifatnya memberi arahan, petunjuk, instruksi, tidak menyentuh masalah manusia yang terdalam yang dirasakan guru-guru, sehingga hanya bersifat dipermukaan, sehingga dengan instrumen supervisi yang handal akan mampu menggali lebih dalam aspek yang seharusnya diperbaiki sebagai tujuan dari kegiatan supervisi, melalui diagnosis dan analisis dirinya sendiri, guru menemukan dirinya. Ia sadar akan kemampuan dirinya sehingga dengan menerima dirinya sendiri timbul motivasi untuk memperbaiki kekurangan. Praktek-praktek supervisi yang tidak manusiawi menyebabkan kegagalan dalam pemberian supervisi kepada guru.

C. Teori Yang Digunakan
Komponen Layanan Dasar, instrumen supervisi BK pengembangan disusun dengan memperhatikan semua agar dapat menggali semua indikator pada komponen layanan dasar yang meliputi layanan orientasi, layanan informasi, bimbingan kelompok, bimbingan klasikal maupun aplikasi instrumentasi pada unjuk kerja guru BK dalam melaksanakan program pelayanan BK di sekolah.
Komponen Pelayanan Pengembangan, terapeutik dan pelayanan diperluas pada insrtumen supervisi BK pengembangan disusun dengan memperhatikan agar dapat menggali tentang bagaimana unjuk kerja guru BK pada pelayanan ini yang bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu peserta didik yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugastugas perkembangannya yang berkenaan dengan masalah sosial-pribadi, karir, dan atau masalah pengembangan pendidikan.

D. Metode Penelitian
Penelitian Research and Development ini dimanfaatkan untuk menghasilkan produk Borg and Gall model pengembangan instrumen supervisi BK. Penerapan Research and Development dalam penelitian ini bertujuan selain untuk memberikan perubahan, juga untuk memecahkan masalah yang terkait dengan pelaksanaan supervisi bimbingan dan konseling yakni tersedianya model instrumen supervisi bimbingan dan konseling yang dapat membantu menambah kualitas daripada instrumen yang selama ini telah diterapkan di lapangan melalui bentuk kegiatan yaitu tahap survey dan tahap pengembangan dan hasil. Model penelitian dan pengembangan ini penerapannya dalam pengembangan instrumen supervisi BK tidak dilaksanakan sampai pada tahap deseminasi dan implementasi produk. Penelitian akan membatasi prosedur penelitian pengembangan sampai pada tahap keenam yaitu tahap uji coba terbatas.
  
E. Kesimpulan
Instrument supervisi BK rumusannya belum mencatumkan secara jelas dan spesifik terkait dukungan sistem pada pelayanan BK, dan intrumen supervisi BK belum menggali secara mendalam mengenai aspek yang harus dijabarkan oleh guru BK pada komponen layanan dasar dan layanan responsif mengenai persiapan administrasi, kesesuaian materi pelayanan, cakupan materi serta sasaran dan bentuk kegiatan pendukung pada pelayananan BK serta instrumen supervisi BK belum menggali mengenai bentuk strategi dan pendekatan layanan BK, instrumen supervisi BK pada komponen layanan responsif belum mencatumkan secara jelas dan spesifik mengenai kolaborasi dengan pihak lain yang berkompeten maupun layanan konsultasi maupun layanan mediasi serta advokasi, dan instrumen supervisi BK  belum mencatumkan rumusan pernyataan yang terkait dengan komponen perencanaan individual. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81.A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, khususnya pada lampiran IV bagian VIII mengenai konsep dan strategi pelayanan BK yang memanifestasikan komponen arah pelayanan penyelenggaraan program BK yang mengandung lima komponen pelayanan, yaitu pelayanan dasar bimbingan, pelayanan pengembangan, pelayanan arah peminatan, pelayanan terapeutik, dan  pelayanan diperluas ditambah dengan komponen laporan evaluasi dan rencana tindak lanjut penjabaran aspek kompetensi profesional dalam layanan BK berdasarkan Permendikbud Nomor 81.A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum.


REVIEW JURNAL VII

A. Judul Jurnal
Pengembangan Program Layanan Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di SMA, (penulis jurnal ini adalah luky kurniawan bimbingan dan konseling, universitas negeri yogyakarta,  jurnal psikologi pendidikan & konseling volume 1 nomor 1 juni 2015. hal 1-8 issn : 2443-2202)

B. Fokus Masalah
Perlu untuk melakukan pengembangan program layanan bimbingan dan konseling komprehensif. Oleh karena itu pengadaan program layanan bimbingan dan konseling komprehensif sangat diperlukan sebagai salah satu penunjang tercapainya visi/misi yang ada di sekolah secara khusus dan tujuan pendidikan nasional pada umumnya. Penelitian ini bertujuan menghasilkan program layanan bimbingan dan konseling komprehensif yang layak digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling di SMA.

C. Teori Yang Digunakan
Program bimbingan dan konseling bersifat Pengembangan (based on Developmental approach). Meskipun seorang konselor dimungkinkan untuk mengatasi problem dan kebutuhan psikologis yang bersifat krisis dan klinis, pada dasarnya fokus layanan bimbingan dan konseling lebih diarahkan pada usaha memfasilitasi pengalaman-pengalaman belajar tertentu yang membantu peserta didik untuk tumbuh, berkembang, dan menjadi pribadi yang mandiri. 
Bersifat Preventif dalam disain mengandung arti bahwa pada dasarnya tujuan pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya dilakukan dalam bentuk yang bersifat preventif. Upaya pencegahan dan antisipasi sedini mungkin hendaknya menjadi semangat utama yang terkandung dalam pelayanan dasar yang diterapkan sekolah. Melalui cara yang preventif tersebut diharapkan siswa mampu memilah tindakan dan sikap yang tepat dan mendukung pencapaian perkembangan psikologis kearah ideal dan positif. Beberapa program yang dapat dikembangkan seperti pendidikan multikultarisme dan anti kekerasan, mengembangkan keterampilan resolusi konflik, pendidikan seksualitas, kesehatan reproduksi, dan sebagainya,
Bersifat Pengembangan dalam tujuan bahwa program yang didisain konselor sekolah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para peserta didik sesuai dengan tahap perkembangan.

D. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model prosedural yang bersifat deskriptif yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Produk yang dimaksud dalam pengembangan ini adalah program hipotetik layanan bimbingan dan konseling komprehensif.  Penelitian pengembangan dilaksanakan di SMAN 1 Depok Sleman Yogyakarta. Prosedur pengembangan yang akan dilalui dalam penelitian dan pengembangan program layanan bimbingan dan konseling komprehensif di SMA Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta menggunakan prosedur pengembangan

E. Kesimpulan
Bagi Guru Bimbingan dan Konseling Mempelajari literatur yang relevan dengan bimbingan dan konseling komprehensif agar paham bimbingan dan konseling komprehensif yang diharapkan dapat memperlancar pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling komprehensif di SMA. Melaksanakan, melakukan tindak lanjut dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling komprehensif di SMA. Berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas serta pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling komprehensif SMA Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta. Bagi Guru Mata Pelajaran, Wali Kelas dan Staf Administrasi. Guru Mata Pelajaran, wali Kelas dan Staf Administrasi disarankan berpatisipasi aktif dalam membantu pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling komprehensif di SMA.
Berdasarkan data kuantitatif hasil penilaian ahli dapat disimpulkan secara umum bahwa program layanan bimbingan dan konseling komprehensif SMA Negeri 1 Depok tahun ajaran 2011/2012 termasuk dalam kategori baik dengan skor 81,96%. Hasil uji ahli dapat diuraikan sebagai berikut : Penilaian terhadap komponen program termasuk dalam kategori baik dengan memperoleh nilai rata-rata 82,81%, dengan rincian : visibilitas bentuk implementasi pelayanan dasar 75% (cukup baik), kejelasan bentuk implementasi pelayanan dasar 87,5% (baik), visibilitas bentuk implementasi pelayanan responsif 87,5% (baik), kejelasan bentuk implementasi pelayanan responsif 75% (cukup baik), visibilitas bentuk implementasi perencanaan individual 87,5% (baik), kejelasan bentuk implementasi perencanaan individual 87,5% (baik), visibilitas bentuk implementasi dukungan sistem 87,5% (baik), kejelasan bentuk implementasi dukungan sistem 75% (cukup baik).
Penilaian terhadap sistem manajemen termasuk dalam kategori baik dengan memperoleh nilai rata-rata 84,62%, dengan rincian: kejelasan deskripsi tugas personil sekolah, dalam kaitannya dengan bimbingan konseling 75% (cukup baik), ketepatan pemilihan dewan penasihat 87,5% (baik), kejelasan data yang akan digunakan 100% (baik), kesesuaian alokasi waktu pelayanan dasar 87,5% (baik), kesesuaian alokasi waktu pelayanan responsif 75% (cukup baik), kesesuaian alokasi waktu perencanaan individual 75% (cukup baik), kesesuaian alokasi waktu dukungan system 75% (cukup baik), bentuk program tahunan 87,5% (baik), kejelasan deskripsi program tahunan 87,5% (baik), bentuk program bulanan 87,5% (baik), kejelasan deskripsi program bulanan 87,5% (baik), bentuk program harian 87,5% (baik), kejelasan deskripsi program harian 87,5% (baik).


Kesimpulan Review

Di dalam bimbingan konseling terdapat jenis layanan yaitu layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual, layanan preventif/pencegahan, layanan developmental/pengembangan, dukungan sistem dan pengunaan teknologi/media dalam bimbingan konseling. Pelayanan bimbingan dan konseling harus selalu bertumpu pada kebutuhan siswa baik dalam perkembangannya maupun mengatasi masalah yang dihadapi tujuannya adalah agar tercapai kehidupan yang membahagiakan dan mensejahterakan dengan pelayanan profesional bimbingan dan konseling. Pelaksanaan program BK melalui strategi intervensi berupa pemberian layanan dan kegiatan pendukung bagi pelaksanaan pemberian layanan, maupun kegiatan penunjang yang berhubungan dengan pengelolaan atau manajemen. Pelaksana program BK di SD ialah guru kelas harus melaksanakan tugas memberikan layanan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Bimbingan dan konseling bertujuan memfasilitasi siswa dapat berkembang optimal. Pengembangan lingkungan belajar yang kondusif dalam mereduksi sikap negatif siswa dapat melalui beberapa strategi layanan bimbingan dan konseling. Bentuk fasilitasi mengembangkan siswa melalui empat komponen layanan dan Strategi layanan bimbingan dan konseling yang dapat digunakan dalam mereduksi sikap negatif siswa.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

METODE DAN STRATEGI BIMBINGAN KONSELING (REVIEW JURNAL)

Review jurnal BK "strategi pengendalian diri dalam BK