HAKIKAT KONSELING
HAKIKAT KONSELING DI DUNIA
PENDIDIKAN
Review Jurnal
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling
![]() |
Disusun Oleh :
RUSTIAWAN
RISMA DWIPUSPA
HANAS
PROGRAM STUDI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ALHIKMAH JAKARTA
YAYASAN PENDIDIKAN AL-MAHBUBIYAH
Review
Jurnal l
A.
Judul
PELAKSANAAN
PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD MUHAMMADIYAH SE SURABAYA
B.
Fokus Masalah
Banyaknya kasus kenakalan dan
kriminaltas yang dilakukan
oleh anak –
anak sekolah dasar serta permasalahan –
permasalahan yang menimpa
mereka mengakibatkan terhambatnya
perkembangan mereka, baik
dalam akademis, peribadi
maupun hubungan sosial.Berdasarkan keprihatinan
akan keoptimalan perkembangan
anak didik dan pentingnya Bimbingan dan Konseling di
sekolah Dasar di atas maka akan diadakan penelitian tentang Pelaksanan Program
Layanan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Se Surabaya.
C. Tujuan
Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui program bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah
se Surabaya, pada khususnya untuk mengetahui pelaksanaan layanan bimbingan dan
konselingnya.subyek pada penelitian ini ditekankan pada koordinator BK, guru
BK, kepala sekolah dan satu siswa dimasing – masing sekolah.
D.
Teori-teori yang digunakan:
Secara formal
kedudukan BK dalam
sistem pendidikan di
Indonesia ada didalan undang –
undang No. 20 / 2003 tentang sistem pendidikan naisonal beserta
perangkat peraturan pemerintahanya,
sedagkan hal – hal
yang berhubungan dengan pendidikan
dasar dimana sekolah
dasar ada didalamnya
dibicarakan secara khusus dalam PP No. 28/1999 tentang
pendidikan dasar bab X. pada pasal 25
ayat I, dalam PP tersebut dikatakan
bahwa : 1.
bimbingan merupakan bantuan
yang diberikan kepada siswa
dalam rangka upaya
menemukan peribadi, mengenal
ligkungan dan merencanakan masa
depan. 2. bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.
Berdasarkan pasal
27 Peraturan Pemerintah
Nomor 29/90, “Bimbingan merupakan bantuan
yang diberikan kepada
siswa dalam rangka
upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan, merencanakan masa
depan.” (Depdikbud, 1994). Selanjutnya Prayitno (1983)
mendefinisikan bahwa:Bimbingan merupakan bantuan
yang diberikan kepada
seorang (individu) atau sekelompok orang agar
mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri.
Kemandirian ini mencakup
lima fungsi pokok
yang hendaknya dijalankan oleh pribadi
mandiri, yaitu: (a)
mengenal diri sendiri
dan lingkungannya, (b) menerima
diri sendiri dan
lingkungan secara positif
dan dinamis, (c)
mengambil keputusan, (d) mengarahkan diri, dan (e) mewujudkan diri.
Dengan pengertian bimbingan di atas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan proses
pemberian bantuan kepada
seseorang atau sekelompok
orang secara terus-menerus dan
sistematis yang di lakukan oleh seorang guru pembimbing agar individu atau
seseorang menjadi pribadi yang mandiri dan positif.
Menurut Winkel
(2004) “Pengertian program
bimbingan dan konseling
adalah suatu rangkaian kegiatan
bimbingan yang terencana
dan terorganisasi dan terkoordinasi selama periode waktu
tertentu.Jenis-jenis program menurut
satuan waktu yang
ada pada bimbingan
dan konseling berjumlah empat
(4) program, yaitu:
program tahunan, program bulanan, program mingguan
dan program harian.
E.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif. pemilihan subyek ini dengan mengunakan random sampling.
instrumen pengumpulan data mengunakan wawancara, obserfasi, dan dokumentasi.
F. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data ditemukan jawaban dari
pertanyaan penelitian yaitu bahwa program bimbingan dan konseling yang telah
dilaksanakan di SD Mhammadiyah Se –Surabaya, 6 (enam) bidang bimbingan yaitu
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir,
bimbingan agama dan bimbingan keluarga. Untuk kegiatan
layanan terbagi menjadi 9 ( Sembilan ) yaitu: layanan orientasi, informasi,
penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konseling perorangan, bimbingan
kelompok, konseling kelompok, konsultasi dan mediasi. Untuk kegiatan layanan
pendukung terdapat 5 ( lima ) kegiatan antaralain aplikasi instrumentasi,
himpunan data, kunjungan rumah, konferensi kasus, dan alih tangan kasus. Materi
yang diberikan tiap-tiap sekolah berbeda-beda, mengikuti perkembangan jaman dan
sesuai dengan kebutuhan anak didik.
G. Profil Penulis
Penulis jurnal ini
adalah Yeni Ari Puspitaningsih (Alumni prodi BK FIP Unesa) dan Mochamad
Nursalim (Staf pengajar prodi BK FIP Unesa)
Review
Jurnal ll
A.
Judul Jurnal
BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF : DARI PARADIGMA MENUJU AKSI
B.
Fokus Masalah
Selama
ini bimbingan sering
dipandang sebagai kegiatan
layanan yang mengedepankan
penyembuhan atau pemecahan
masalah saja Padahal
selain itu bimbingan
berfungsi pencegahan, pendidikan dan pengembangan.
C.
Tujuan Penelitian
Secara umum
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ingin mengetahui tentang
bimbingan dan konseling komprehensif dari paradigma menuju aksi.
D.
Teori yang digunakan:
Bimbingan dan
Konseling Perkembangan
Asumsi dasar pendekatan bimbingan dan konseling
perkembangan adalah pemikiran bahwa perkembangan individu yang sehat akan
terjadi dalam interaksi yang sehat individu dengan lingkungannya. “Beingeducate
for its proportional
emphasis ison prevention
and improvement, notcorective
and therapeutic, Beingdevelopmental for its
main goal ofcounseling is to develop humaan
capacityby providing developmentalenvironment” (Myrick,
2011). Kata sehat dalam hal ini
bukan hanya merujuk pada interaksi
antara individu dan
lingkungan,tetapi lingkungan itu
sendiri juga harus sehat.
Bimbingan
dan Konseling Komprehensif
Menurut
Gysbers & Henderson(2012:30) lima
premis dasar yang menegaskan istilah Comprehensive school guidance and counseling adalah:
a. Bimbingan dan konseling adalah sebuah program.
b.Program
bimbingan dan konseling adalah perkembangan dan
komprehensif.
c.
Program
bimbingan dan konseling melibatkan kolaborasi antar staf (team-building approach).
d.
Program
bimbingan dan konseling dikembangkan melalui serangkaian proses sistematis
sejak dari perencanaan, desain, implementasi, evaluasi, dan keberlanjutan.
e.
Program bimbingan dan konseling ditopang
oleh kepemimpinan yang kokoh.
Menurut
Bowers &Hatch (dalam
Fathur Rahman, 2012:3) menyatakan
bahwa program bimbingan dan
konseling sekolah tidak
hanya bersifat komprehensif
dalam ruang lingkup,
namun juga harus
bersifat preventif
dalam desain, dan
bersifat pengembangan dalam
tujuan (comprehensive in
scope, preventive indesign
and developmental in
nature).
Aplikasi Bimbingan dan Konseling
Komprehensif di Indonesia
Seiring
dengan perkembangan ilmu bimbingan dan
konseling di Amerika,Perkembangan Program
bimbingan dan konseling komprehensif
mulai banyak dibicarakan dalam
forum ilmiah serta dengan
didukung Permendiknas No.27Tahun 2008, program layanan bimbingan konseling di
Indoensia mengarah pada pendekatan yang
komprehensif. Penelitian bimbingan komprehensif di dalam negeri diteliti sejak
tahun 1994 sampai sekarang. Penelitian
yang dilakukan oleh Juntika
Nurihsan (1998)menunjukkan bahwa
bimbingan komprehensif mampu meningkatkan mutu proses
maupun mutu hasil pendidikan di
SMU Jawa Barat.
Implikasi Bimbingan dan
Konseling Komprehensif
Pergeseran
paradigma bimbingan dan konseling
perkembangan dan
komprehensif telah diakui
pemerintah dalam peraturan legal
yaitu Permendiknas no 27
Tahun 2008 dan Permendikbud no 111 Tahun
2014.
E.
Metode Penelitian
Tulisan ilmiah
baik merupakan hasil pemikiran konseptual maupun hasil penelitian yang
berkaitan dengan kajian ilmu kependidikan.
F. Kesimpulan
Pergeseran paradigma
bimbingan dan konseling mengarah pada pendekatan perkembangan. Sejalan
dalam implementasi bimbingan dan
konseling komprehensif telah dilakukan serangkain penelitian yang
hasilnya menunjukkan efektif
untuk diimplementasikan. Sejalan dengan
itu beberapa kebijakan pemerintah menegaskan kedudukan
yangjelas pada implementasi
bimbingan dan konseling komprehensif.
G.Profil Penulis
Penulis jurnal
ini adalah Caraka Putra Bhakti, beliau adalah Mahasiswa Program
Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Review
Jurnal lll
A.
Judul
PENGEMBANGAN MEDIA
BLOG DALAM LAYANAN INFORMASI BIMBINGAN DAN KONSELING
B.
Fokus Masalah
Rendahnya pemahaman siswa tentang materi yang
disampaikan dalam layanan informasi Bimbingan dan Konseling. Hal ini disebabkan
oleh kurangnya pemanfaatan media Bimbingan dan Konseling.
C.
Tujuan Penelitian
Mendeskripsikan kelayakan media blog dalam
layanan informasi Bimbingan dan Konseling dan meningkatkan minat siswa dalam
memanfaatkan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
D.
Teori yang digunakan :
Layanan BK di
sekolah mencakup empat bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, bimbingan
sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier (Nursalim, 2002:6).
Pengertian Layanan Informasi
Layanan informasi ialah
kegiatan bimbingan yang
bermaksud membantu siswa
untuk mengenal lingkungannya yang
sekiranya dapat dimanfaatkan untuk masa kini maupun masa yang akan datang”
(Nursalim, 2002: 22).
Pemberian informasi yaitu usaha
untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan
hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda” (Winkel, 2004:122).
Pendapat lain dikemukakan
oleh Ifdil (2008) menyebutkan
bahwa: layanan informasi adalah penyampaian
berbagai informasi kepada
sasaran layanan agar
individu dapat mengolah
dan memanfaatkan informasi
tersebut demi kepentingan
hidup dan perkembangannya.
Tri Hariastuti
berpendapat bahwa “pemahaman
yang diperoleh melalui
layanan informasi digunakan sebagai
bahan acuan dalam
meningkatkan kegiatan dan
prestasi belajar, mengembangkan
cita-cita, menyelenggarakan kehidupan
sehari-hari dan mengambil
keputusan” (Tri Hariastuti, 2008:29).
Tujuan Layanan Informasi
Pemahaman yang
diperoleh melalui layanan
informasi digunakan sebagai acuan
dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi
belajar, mengembangkan citacita, menyelenggarakan kehidupan
sehari-hari dalam mengambil
keputusan” (Nursalim, 2002:22).
Ifdil (2008)
menyampaikan bahwa tujuan
layanan informasi secara
umum agar terkuasainya informasi
tertentu sedangkan secara
khusus terkait dengan
fungsi pemahaman (paham terhadap
informasi yang diberikan)
dan memanfaatkan informasi dalam penyelesaian
masalahnya
Layanan pemberian
informasi diadakan untuk
membekali para siswa
dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah,
bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial, supaya
mereka dengan belajar
tentang lingkungan hidupnya lebih
mampu mengatur dan
merencanakan kehidupannya sendiri
(Winkel, 2006:316).
Layanan informasi bertujuan untuk membekali
individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang
berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan
sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.
Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan adalah
proses pemberian bantuan
yang dilakukan oleh
orang yang ahli kepada seseorang
atau beberapa orang, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang
dibimbing dapat mengembangkan
kemampuan dirinya sendiri
dan mandiri (Prayitno: 2004:99). Konseling adalah relasi antar pribadi
yang dinamis oleh konselor dan
konseli yang berusaha
memecahkan masalah dengan
cara mempertimbangkan
bersama-sama melalui wawancara
yang pada akhirnya
konseli (orang yang mempunyai masalah) mampu menentukan sendiri
pemecahan masalahnya (Laksmiwati, 2002:10).
Bimbingan dan konseling (BK) adalah proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
tujuan mengubah tingkah laku individu ke arah yang lebih baik, dimana keputusan
akhir ditentukan oleh individu itu sendiri.
Pengertian
media blog “bk sahabat kita”
Sumiasih (2009) Blog adalah kependekan dari Weblog,
istilah yang pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997.
Jorn Barger menggunakan istilah Weblog
untuk menyebut kelompok website
pribadi yang selalu diupdate secara
kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai dengan komentar – komentar
mereka sendiri.
Blog “bk sahabat
kita” merupakan weblog informasi yang
di dalamnya berisi materi bimbingan
konseling, penjelasan layanan-layanan bimbingan konseling serta manfaatnya bagi
siswa, blog “bk sahabat kita”
menggunakan teknologi informasi internet,
karena internet sangat mudah untuk
digunakan kapan saja dan dimana saja siswa
membutuhkan, serta informasi melalui internet
lebih cepat dan efisien waktu.
E.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan yang menghasilkan suatu produk. Metode penelitian pengembangan ini
adalah berasal dari
model Sadiman (2011:100)
F. Kesimpulan
kebutuhan
materi layanan Bimbingan
dan Konseling pada siswa dan diperoleh presentase tertinggi
yaitu materi Pengembangan Perilaku Sosial yang Bertanggung Jawab sebanyak
87,4%. Sedangkan hasil yang diperoleh dari uji ahli dalam mendukung kelayakan
media blog dalam
layanan informasi bimbingan
dan konseling 76,8% menurut
kriteria penilaian Mustaji
(2005) termasuk kategori
baik dan layak digunakan.
G. Profil Penulis
Mamang Efendi (Email: ma2nkppb@yahoo.com)
Review
Jurnal IV
A.
Judul
DISIPLIN SISWA DI
SEKOLAH DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
B.
Fokus Masalah
Fokus masalah dalam penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan
pelaksanaan disiplin siswa di SMA Pembangunan Laboratorium Universitas Negeri
Padang, 2) Implikasinya dalam pelayanan bimbingan dan konseling mengatasi
pelanggaran disiplin di sekolah.
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam
penelitian ini adalah Mendeskripsikan
disiplin siswa di sekolah dan implikasi layanan konseling di SMA Pembangunan Laboratorium
Universitas Negeri Padang
D.
Teori yang digunakan:
Disiplin
dalam kerapian
Instruksi Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No. 14/U/1979
tertanggal 1 Mei
1974 yang dikutip Nawawi (1985)
menyatakan: Aspek-aspek yang tercakup
dalam tata tertib itu
adalah sebagai berikut:1) Tugas dan
kewajiban dalam kegiatan sekolah, meliputi:
a) Masuk sekolah.
b) Waktu belajar. c)
Waktu istirahat. d) Waktu pulang. 2) Larangan-larangan bagi
siswa: Meninggalkan sekolah/pelajaran selama jam-jam
pelajaran berlangsung, tanpa izin
kepala sekolah, guru
yang bersangkutan dan guru
piket. 3) Sanksisanksi
bagi para siswa,
dapat berupa: a) Peringatan
secara lisan langsung
kepada siswa. b) Peringatan
tertulis kepada pelajar dengan
tembusan kepada orang tua/wali.
Disiplin
dalam kerajinan
Sebagaimana yang
dikemukakan oleh TUU Tulus (2004:48) tanpa
disiplin yang baik, kegiatan dan proses pendidikan akan terganggu
karena ada yang melanggar disiplin
sekolah.
Disiplin dalam kebersihan lingkungan
Kebersihan lingkungan
sekolah merupakan tanggung jawab bersama untuk menunjang pelaksanaan
proses belajar mengajar. Sesuai
dengan pendapat TUU Tulus (2004:36) yang menyatakan bahwa
lingkungan sekolah yang
teratur, tertib, tenang tersebut
memberikan gambaran
lingkungan siswa yang
giat, gigih, serius, penuh
perhatian, sungguh-sungguh dan kompetitif dalam
kegiatan pembelajaran. Lingkungan sekolah diartikan sebagai lingkungan dimana
siswa dibiasakan dengan nilai-nilai
tata tertib sekolah
dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran
berbagai bidang studi.
Disiplin dalam pengaturan
waktu belajar
Menurut Maman Rahman
1999 (dalam TUU
Tulus, 2004:35) bahwa dengan adanya penerapan disiplin akan
membantu peserta didik belajar
hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik,
positif dan bermanfaat
bagi lingkungannya.
Kebiasaan-kebiasaan yang
dapat dikembangkan oleh
siswa adalah bagaimana ia bisa
mengatur waktu belajar baik di sekolah maupun dirumah.
Disiplin dalam kelakuan
Soejitno
Irmim dan Abdul Rochim (dalam Soegeng
Priyodarminto, 2004:101-119)
pandangan yang bisa
menghambat jalannya disiplin adalah
menganggap disiplin sebagai siksaan, merasa tidak
ada yang mengawasi, menuruti hawa nafsunya, sikap egois
dan mencari enaknya
sendiri, contoh yang tidak
baik, kesempatan melakukan perbuatan
menyimpang, tidak merasa berdosa.
Disiplin siswa di
sekolah dapat berjalan dengan
maksimal apabila semua pendidik mengambil
bagian di dalam menjaganya, sesuai
dengan fungsi yang ditentukan. Dalam
hal ini, peran
guru pembimbing dalam penerapan
disiplin sekolah menurut Kartini
Kartono (1985:212) adalah :
1) Tidak berfungsi sebagai pemegang
kuasa, jadi tidak
akan menguji, mengadili atau
menilai anak, 2) Mempunyai
keterampilan khusus dan pengalaman yang
lebih mendalam mengenai memahami
perasaan an kepribadian siswa,
3) Berfungsi sebagai orang yang menolong dan melayani
semua pihak, 4) Menjadi
orang yang dapat dipercaya dengan
rahasia-rahasia yang tidak dapat
dikemukakan kepada orang lain
Faktor-faktor yang mendukung disiplin
a. Dukungan dari Diri
Sendiri
Menurut Elizabeth Hurlock
(1987:79) “siswa yang terbiasa
untuk patuh pada
aturan-aturan dan norma
yang berlaku akan mempermudah
dirinya untuk dapat
menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang baru dimasukinya.
b. Dukungan dari teman
sebaya
Hal ini sejalan
dengan pendapat Santrock (2003:270)
“Hakikatnya ketika
individu memasuki lingkungan
sekolah mengembangkan
interaksi sosialnya
dengan teman sebaya
yang menjadi kebutuhan bersama”.
c. Dukungan dari
Lingkungan
pendapat Maman Rahman, (dalam
TUU Tulus, 2004:35) bahwa dengan
adanya penerapan disiplin akan membantu
peserta didik untuk belajar
hidup dengan kebiasaankebiasaan positif, dan bermanfaat bagi
diri dan lingkungannya.
Implikasinya dalam Pelayanan BK untuk
Penanganan Disiplin Siswa
a.
Layanan
Orientasi.
b.
Layanan
Informasi.
c.
Layanan
Konseling Individual.
d.
Layanan
Bimbingan Kelompok.
e.
Layanan
Konseling Kelompok.
E.
Metode Penelitian
Penelitian
ini berbentuk penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan disiplin siswa di sekolah dan implikasinya dalam
pelayanan bimbingan dan konseling. Teknik pengumpulan
data adalah kuesioner yang mengungkapkan disiplin siswa di
sekolah, kemudian, data yang dikumpulkan akan dianalisis dengan teknik
persentase
F. Kesimpulan
penelitian
menemukan bahwa disiplin di sekolah dalam kategori baik, yaitu, 1) disiplin
kerapihan, 2) disiplin ketekunan, 3) pengaturan disiplin waktu pelajaran.
Padahal kedisiplinan di sekolah sudah cukup baik, seperti: 1) disiplin
lingkungan kebersihan, 2) disiplin perilaku. Faktor-faktor yang mendukung
disiplin siswa di sekolah adalah dalam kategori baik, seperti, 1) diri mereka
sendiri, 2) teman-teman kontemporer. Padahal, faktor-faktor yang mendukung
kedisiplinan siswa di sekolah dalam kategori cukup baik.
G. Profil Penulis
Penulis jurnal
ini adalah fani julia fiana, Daharnis dan Mursyid ridha, Mereka adalah
Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Padang,
Review
Jurnal V
A.
Judul
BIMBINGAN DAN
KONSELING SEKOLAH
B.
Fokus Masalah
Permasalahan layanan bimbingan dan
konse-ling di sekolah antara lain 1) Bagaimanakah peran bimbingan dan konseling
di sekolah? dan 2) Bagai-mana cara meningkatkan mutu layanan bimbingan dan
konseling di sekolah?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan ini yaitu
mensosialisasikan penyuluhan bimbingan dan konseling sekolah.
D.
Teori yang digunakan:
Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Menurut Prayitno (2004), bimbingan dan
konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan
maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam
bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan
dan kegiatan pendukung berdasarkan
norma-norma yang berlaku.
Fungsi Bimbingan dan Konseling
Uman Suherman yang dikutip oleh Sudrajat
(2008) mengemukakan sepuluh fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:
a.
Fungsi
Pemahaman
b.
Fungsi Preventif
c.
Fungsi
Pengembangan
d.
Fungsi
Penyembuhan
e.
Fungsi
Penyaluran
f.
Fungsi
Adaptasi
g.
Fungsi
Penyesuaian
h.
Fungsi
Perbaikan
i.
Fungsi
Fasilitasi,
j.
Fungsi
Pemeliharaan
Prinsip Bimbingan dan Konseling
a. diperuntukkan bagi semua konseling.
b. sebagai proses individuasi.
c. menekankan hal yang positif.
d. merupakan Usaha Bersama.
e. pengambilan keputusan merupakan hal yang
esensial dalam bimbingan dan konseling.
Asas Bimbingan dan Konseling
1.
Asas kerahasiaan,
2.
Asas
kesukarelaan,
3.
dan
Asas keterbukaan
Aspek Yuridis
Eksistensi Konselor
Keberadaan konselor
dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan
sebagai salah satu kualifikasi pendidikan yang
sejajar dengan kualifikasi
Guru,Dosen, Pamong dan
Tutor berdasarkan UndangUndang
Nomor 20 tahun
2003, Pasal 1 ayat (6).Pengakuan secara eksplisit dan
kesejajaran posisi antara
kualifikasi tenaga pendidikan
satu dengan yang lainnya
mengandung arti bahwa
setiap tenaga pendidik, termasuk
Konselor, memiliki keunikan konteks
dalam tugas, eksplektasi kinerja, dan
setting layanan.
Bidang Layanan Bimbingan Konseling
Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu
bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai dan
mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan
karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
E.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan kajian literatur.
F.Kesimpulan
Rendahnya mutu
layanan bimbingan dan konseling
di sekolah disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu:
1) Jumlah guru
bimbingan dan konseling di
masing-masing sekolah SMP di DKI belum
sesuai dengan rasio
1:150 siswa; 2)
Guru bimbingan dan konseling
belum sepenuhnya menguasai dan
memiliki kompetensi sebagai konselor; 3) Guru bimbingan
dan konseling umumnya belum
menguasai pengetahuan yang harus
dimiliki oleh seorang
konselor yang sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 Pasal 1
ayat (6); dan
4) Guru bimbingan
dan konseling masih bertugas
rangkap
G. Profil Penulis
Penulis jurnal
ini adalah H. Kamaluddin ,beliau adalah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Prof. Dr. HAMKA
Aspek
|
Jurnal 1
|
Jurnal 2
|
Jurnal 3
|
Jurnal 4
|
Jurnal 5
|
Kedudukan bimbingandankonseling di sekolah
|
ü
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Jenis bimbingan dan konseling di sekolah
|
-
|
-
|
ü
|
-
|
-
|
Bimbingan Konseling komprehensif
|
-
|
ü
|
-
|
-
|
-
|
Fungsi, prinsp dan Asas BK
|
-
|
-
|
-
|
-
|
ü
|
Jenis pelayanan pada BK
|
-
|
-
|
ü
|
ü
|
-
|
Spesifikasi :
Aspek
|
Jenis Layanan pada BK
|
Jurnal 3
|
Layanan BK di sekolah mencakup empat bidang
bimbingan yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan
bimbingan karier (Nursalim, 2002:6).
|
Jurnal 4
|
Implikasinya dalam Pelayanan BK untuk Penanganan
Disiplin Siswa
a.
Layanan
Orientasi.
b.
Layanan
Informasi.
c.
Layanan
Konseling Individual.
d.
Layanan
Bimbingan Kelompok.
e.
Layanan Konseling Kelompok
|
Kesimpulan
Berdasarkan review yang telah disusun dan berhubungan dengan
pembahasan utama mengenai Hakikat konseling di dunia pendidikan dapat diambil kesimpulan bahwa hakikat konseling di dunia pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, karena Secara
formal kedudukan BK
dalam sistem pendidikan
di Indonesia ada didalam undang –
undang No. 20 / 2003 tentang sistem pendidikan naisonal beserta
perangkat peraturan pemerintahanya,
sedagkan hal – hal
yang berhubungan dengan pendidikan
dasar dimana sekolah
dasar ada didalamnya
dibicarakan secara khusus dalam PP No. 28/1999 tentang
pendidikan dasar bab X. pada pasal 25
ayat I dan Berdasarkan pasal
27 Peraturan Pemerintah
Nomor 29/90, “Bimbingan merupakan bantuan
yang diberikan kepada
siswa dalam rangka
upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan, merencanakan masa
depan.” (Depdikbud, 1994). Selanjutnya Prayitno (1983)
mendefinisikan bahwa:Bimbingan
merupakan bantuan yang
diberikan kepada seorang
(individu) atau sekelompok
orang agar mereka itu dapat berkembang menjadi
pribadi-pribadi yang mandiri.
Menurut
Winkel (2004) “Pengertian
program bimbingan dan
konseling adalah suatu rangkaian
kegiatan bimbingan yang
terencana dan terorganisasi
dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu. berdasarkan kepada
kedududkan BK dalam UU dan pengertian
bimbingan dan koseling tersebut maka hakikat konseling dalam dunia pendidikan
sangat penting untuk pemberian
bantuan kepada seseorang
atau sekelompok siswa secara terus-menerus dan sistematis yang di lakukan oleh seorang guru pembimbing agar individu atau
seseorang menjadi pribadi yang mandiri dan positif.
Komentar
Posting Komentar