HAKIKAT KONSELING


HAKIKAT KONSELING DI DUNIA PENDIDIKAN

Review Jurnal
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling



 





Disusun Oleh :





RUSTIAWAN
RISMA DWIPUSPA
HANAS



PROGRAM STUDI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ALHIKMAH JAKARTA
YAYASAN PENDIDIKAN AL-MAHBUBIYAH
2018
Review Jurnal l
A. Judul
PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD MUHAMMADIYAH SE SURABAYA
B. Fokus Masalah
Banyaknya  kasus kenakalan  dan  kriminaltas  yang  dilakukan  oleh  anak    anak  sekolah dasar  serta permasalahan    permasalahan  yang  menimpa  mereka  mengakibatkan terhambatnya perkembangan  mereka,  baik  dalam  akademis,  peribadi  maupun  hubungan  sosial.Berdasarkan  keprihatinan  akan  keoptimalan  perkembangan  anak  didik  dan pentingnya Bimbingan dan Konseling di sekolah Dasar di atas maka akan diadakan penelitian  tentang Pelaksanan  Program  Layanan  Bimbingan  dan  Konseling  di Sekolah Dasar Muhammadiyah Se Surabaya.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah se Surabaya, pada khususnya untuk mengetahui pelaksanaan layanan bimbingan dan konselingnya.subyek pada penelitian ini ditekankan pada koordinator BK, guru BK, kepala sekolah dan satu siswa dimasing – masing sekolah.
D. Teori-teori yang digunakan:
Secara  formal  kedudukan  BK  dalam  sistem  pendidikan  di  Indonesia  ada didalan undang    undang No. 20 / 2003 tentang sistem pendidikan naisonal beserta perangkat peraturan pemerintahanya,  sedagkan hal    hal  yang berhubungan dengan pendidikan  dasar  dimana  sekolah  dasar  ada  didalamnya  dibicarakan  secara  khusus dalam PP No. 28/1999 tentang pendidikan dasar bab  X. pada pasal 25 ayat I, dalam PP  tersebut  dikatakan  bahwa  :  1.  bimbingan  merupakan  bantuan  yang  diberikan kepada  siswa  dalam  rangka  upaya  menemukan  peribadi,  mengenal  ligkungan  dan merencanakan masa depan. 2. bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.
Berdasarkan  pasal  27  Peraturan  Pemerintah  Nomor  29/90,  “Bimbingan merupakan  bantuan  yang  diberikan  kepada  siswa  dalam  rangka  upaya  menemukan pribadi,  mengenal  lingkungan,  merencanakan  masa  depan.”  (Depdikbud,  1994). Selanjutnya Prayitno (1983) mendefinisikan bahwa:Bimbingan  merupakan  bantuan  yang  diberikan  kepada  seorang  (individu)  atau sekelompok orang  agar  mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi  yang mandiri.  Kemandirian  ini  mencakup  lima  fungsi  pokok  yang  hendaknya  dijalankan oleh  pribadi  mandiri,  yaitu:  (a)  mengenal  diri  sendiri  dan  lingkungannya,  (b) menerima  diri  sendiri  dan  lingkungan  secara  positif  dan  dinamis,  (c)  mengambil keputusan, (d) mengarahkan diri, dan (e) mewujudkan diri.
Dengan  pengertian bimbingan di  atas maka dapat disimpulkan bahwa  bimbingan merupakan  proses  pemberian  bantuan  kepada  seseorang  atau  sekelompok  orang secara terus-menerus  dan sistematis  yang di lakukan oleh    seorang guru pembimbing agar individu atau seseorang menjadi pribadi yang mandiri dan positif.
Menurut  Winkel  (2004)  “Pengertian  program  bimbingan  dan  konseling  adalah suatu  rangkaian  kegiatan  bimbingan  yang  terencana  dan  terorganisasi  dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu.Jenis-jenis  program  menurut  satuan  waktu  yang  ada  pada  bimbingan  dan konseling berjumlah  empat (4)  program,  yaitu:  program tahunan, program bulanan, program  mingguan  dan  program  harian.
E. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. pemilihan subyek ini dengan mengunakan random sampling. instrumen pengumpulan data mengunakan wawancara, obserfasi, dan dokumentasi.
F. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data ditemukan jawaban dari pertanyaan penelitian yaitu bahwa program bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan di SD Mhammadiyah Se –Surabaya, 6 (enam) bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir, bimbingan agama dan bimbingan keluarga. Untuk kegiatan layanan terbagi menjadi 9 ( Sembilan ) yaitu: layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi dan mediasi. Untuk kegiatan layanan pendukung terdapat 5 ( lima ) kegiatan antaralain aplikasi instrumentasi, himpunan data, kunjungan rumah, konferensi kasus, dan alih tangan kasus. Materi yang diberikan tiap-tiap sekolah berbeda-beda, mengikuti perkembangan jaman dan sesuai dengan kebutuhan anak didik.
G. Profil Penulis
Penulis jurnal ini adalah Yeni Ari Puspitaningsih (Alumni prodi BK FIP Unesa) dan Mochamad Nursalim (Staf pengajar prodi BK FIP Unesa)

Review Jurnal ll
A. Judul Jurnal
BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF : DARI PARADIGMA MENUJU AKSI
B. Fokus Masalah
Selama  ini  bimbingan  sering  dipandang sebagai  kegiatan  layanan  yang mengedepankan  penyembuhan  atau pemecahan  masalah saja   Padahal  selain  itu bimbingan  berfungsi  pencegahan, pendidikan dan pengembangan.
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ingin mengetahui tentang bimbingan dan konseling komprehensif dari paradigma menuju aksi.
D. Teori yang digunakan:
Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Asumsi dasar pendekatan bimbingan dan konseling perkembangan adalah pemikiran bahwa perkembangan individu yang sehat akan terjadi dalam interaksi yang sehat individu dengan lingkungannya. “Beingeducate  for  its  proportional  emphasis  ison  prevention  and  improvement,  notcorective  and  therapeutic,  Beingdevelopmental  for  its  main  goal  ofcounseling is to develop humaan capacityby  providing  developmentalenvironment” (Myrick, 2011). Kata sehat dalam hal ini bukan hanya merujuk pada interaksi antara individu dan lingkungan,tetapi  lingkungan  itu  sendiri  juga  harus sehat.
Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Menurut  Gysbers  &  Henderson(2012:30)  lima  premis  dasar  yang menegaskan  istilah Comprehensive school guidance and counseling adalah:
a.       Bimbingan dan konseling adalah sebuah program.
b.Program  bimbingan  dan  konseling adalah perkembangan dan komprehensif.
c.       Program bimbingan dan konseling melibatkan kolaborasi antar staf (team-building approach).
d.      Program bimbingan dan konseling dikembangkan melalui serangkaian proses sistematis sejak dari perencanaan, desain, implementasi, evaluasi, dan keberlanjutan.
e.    Program bimbingan dan konseling ditopang oleh kepemimpinan yang kokoh.
Menurut  Bowers  &Hatch  (dalam  Fathur  Rahman,  2012:3) menyatakan  bahwa  program  bimbingan dan  konseling  sekolah  tidak  hanya bersifat  komprehensif  dalam  ruang lingkup,  namun  juga  harus  bersifat preventif  dalam  desain,  dan  bersifat pengembangan  dalam  tujuan (comprehensive  in  scope,  preventive  indesign  and  developmental  in  nature).
Aplikasi  Bimbingan  dan  Konseling Komprehensif di Indonesia
Seiring  dengan  perkembangan  ilmu bimbingan  dan  konseling  di  Amerika,Perkembangan  Program  bimbingan  dan konseling  komprehensif  mulai  banyak dibicarakan  dalam  forum  ilmiah   serta dengan  didukung  Permendiknas  No.27Tahun 2008, program layanan bimbingan konseling  di  Indoensia  mengarah  pada pendekatan  yang  komprehensif. Penelitian  bimbingan  komprehensif di dalam negeri diteliti sejak tahun 1994 sampai  sekarang.  Penelitian  yang dilakukan  oleh  Juntika  Nurihsan  (1998)menunjukkan  bahwa  bimbingan komprehensif  mampu  meningkatkan mutu  proses  maupun mutu  hasil pendidikan  di  SMU  Jawa  Barat.
Implikasi  Bimbingan  dan  Konseling Komprehensif
Pergeseran  paradigma  bimbingan  dan konseling  perkembangan  dan komprehensif  telah  diakui  pemerintah dalam  peraturan  legal  yaitu Permendiknas  no  27  Tahun  2008  dan Permendikbud  no  111  Tahun  2014.
E. Metode Penelitian
Tulisan ilmiah baik merupakan hasil pemikiran konseptual maupun hasil penelitian yang berkaitan dengan kajian ilmu kependidikan.
F. Kesimpulan
Pergeseran  paradigma  bimbingan dan konseling mengarah pada pendekatan perkembangan.  Sejalan  dalam implementasi  bimbingan  dan  konseling komprehensif telah dilakukan serangkain penelitian  yang  hasilnya  menunjukkan efektif untuk diimplementasikan. Sejalan dengan  itu  beberapa  kebijakan pemerintah menegaskan kedudukan yangjelas  pada  implementasi  bimbingan  dan konseling  komprehensif.
G.Profil Penulis
Penulis jurnal ini adalah Caraka Putra Bhakti, beliau adalah Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Review Jurnal lll
A. Judul
PENGEMBANGAN MEDIA BLOG DALAM LAYANAN INFORMASI BIMBINGAN DAN KONSELING
B. Fokus Masalah
Rendahnya pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan dalam layanan informasi Bimbingan dan Konseling. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemanfaatan media Bimbingan dan Konseling.
C. Tujuan Penelitian
Mendeskripsikan kelayakan media blog dalam layanan informasi Bimbingan dan Konseling dan meningkatkan minat siswa dalam memanfaatkan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
D. Teori yang digunakan :
Layanan BK di sekolah mencakup empat bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier (Nursalim, 2002:6).
Pengertian Layanan Informasi
Layanan informasi  ialah  kegiatan  bimbingan  yang  bermaksud  membantu  siswa  untuk  mengenal lingkungannya yang sekiranya dapat dimanfaatkan untuk masa kini maupun masa yang akan datang” (Nursalim, 2002: 22).
Pemberian informasi yaitu usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda” (Winkel, 2004:122).
Pendapat lain dikemukakan oleh  Ifdil (2008) menyebutkan bahwa:  layanan informasi adalah  penyampaian  berbagai  informasi  kepada  sasaran  layanan  agar  individu  dapat  mengolah  dan  memanfaatkan  informasi  tersebut  demi  kepentingan  hidup  dan perkembangannya.
Tri  Hariastuti  berpendapat  bahwa  “pemahaman  yang  diperoleh  melalui  layanan informasi  digunakan  sebagai  bahan  acuan  dalam  meningkatkan  kegiatan  dan  prestasi  belajar,  mengembangkan  cita-cita,  menyelenggarakan  kehidupan  sehari-hari  dan mengambil keputusan” (Tri Hariastuti, 2008:29).
Tujuan Layanan Informasi
Pemahaman  yang  diperoleh  melalui  layanan  informasi  digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan kegiatan  dan prestasi belajar, mengembangkan citacita, menyelenggarakan  kehidupan  sehari-hari  dalam  mengambil  keputusan”  (Nursalim, 2002:22).
Ifdil  (2008)  menyampaikan  bahwa  tujuan  layanan  informasi  secara  umum  agar terkuasainya  informasi  tertentu  sedangkan  secara  khusus  terkait  dengan  fungsi pemahaman  (paham  terhadap  informasi  yang  diberikan)  dan  memanfaatkan  informasi dalam  penyelesaian  masalahnya
Layanan  pemberian  informasi  diadakan  untuk  membekali  para  siswa  dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang  perkembangan  pribadi-sosial,  supaya  mereka  dengan  belajar  tentang  lingkungan hidupnya  lebih  mampu  mengatur  dan  merencanakan  kehidupannya  sendiri  (Winkel, 2006:316).
Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan  adalah  proses  pemberian  bantuan  yang  dilakukan  oleh  orang  yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang  yang  dibimbing  dapat  mengembangkan  kemampuan  dirinya  sendiri  dan mandiri (Prayitno: 2004:99). Konseling adalah relasi antar pribadi yang dinamis oleh konselor dan  konseli  yang  berusaha  memecahkan  masalah   dengan  cara  mempertimbangkan bersama-sama  melalui  wawancara  yang  pada  akhirnya  konseli (orang  yang  mempunyai masalah) mampu menentukan sendiri pemecahan masalahnya (Laksmiwati, 2002:10).
Bimbingan dan konseling (BK) adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan dengan tujuan mengubah tingkah laku individu ke arah yang lebih baik, dimana keputusan akhir ditentukan oleh individu itu sendiri.
Pengertian media blog “bk sahabat kita”
Sumiasih (2009) Blog adalah kependekan dari Weblog, istilah yang pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997. Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu diupdate secara kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai  dengan  komentar – komentar mereka sendiri.
Blog “bk sahabat kita” merupakan weblog informasi yang di dalamnya berisi materi bimbingan konseling, penjelasan layanan-layanan bimbingan konseling serta manfaatnya bagi siswa, blog “bk sahabat kita” menggunakan teknologi informasi internet, karena internet sangat mudah untuk digunakan kapan saja dan dimana saja siswa membutuhkan, serta informasi melalui internet lebih cepat dan efisien waktu.
E. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menghasilkan suatu produk.  Metode  penelitian pengembangan  ini  adalah  berasal  dari  model  Sadiman  (2011:100)
F. Kesimpulan
kebutuhan  materi  layanan  Bimbingan  dan  Konseling  pada siswa dan diperoleh presentase tertinggi yaitu materi Pengembangan Perilaku Sosial yang Bertanggung Jawab sebanyak 87,4%. Sedangkan hasil yang diperoleh dari uji ahli dalam mendukung  kelayakan  media  blog  dalam  layanan  informasi  bimbingan  dan  konseling 76,8%  menurut  kriteria  penilaian  Mustaji  (2005)  termasuk  kategori  baik  dan  layak digunakan.
G. Profil Penulis
Mamang Efendi (Email: ma2nkppb@yahoo.com)
Review Jurnal IV
A. Judul
DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
B. Fokus Masalah
Fokus masalah  dalam penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan pelaksanaan disiplin siswa di SMA Pembangunan Laboratorium Universitas Negeri Padang, 2) Implikasinya dalam pelayanan bimbingan dan konseling mengatasi pelanggaran disiplin di sekolah.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah Mendeskripsikan disiplin siswa di sekolah dan implikasi layanan konseling di SMA Pembangunan Laboratorium Universitas Negeri Padang
D. Teori yang digunakan:
Disiplin dalam kerapian
Instruksi Menteri  Pendidikan  dan  Kebudayaan  No. 14/U/1979  tertanggal  1  Mei  1974  yang dikutip Nawawi (1985) menyatakan: Aspek-aspek  yang  tercakup  dalam tata  tertib  itu  adalah  sebagai  berikut:1) Tugas  dan  kewajiban  dalam  kegiatan sekolah,  meliputi:  a)  Masuk  sekolah.  b) Waktu  belajar.  c)  Waktu  istirahat.  d) Waktu pulang. 2) Larangan-larangan bagi siswa:  Meninggalkan  sekolah/pelajaran selama  jam-jam  pelajaran  berlangsung, tanpa  izin  kepala  sekolah,  guru  yang bersangkutan  dan  guru  piket.  3)  Sanksisanksi  bagi  para  siswa,  dapat  berupa:  a) Peringatan  secara  lisan  langsung  kepada siswa.  b)  Peringatan  tertulis  kepada pelajar  dengan  tembusan  kepada  orang tua/wali.
Disiplin dalam kerajinan
Sebagaimana  yang  dikemukakan oleh  TUU  Tulus  (2004:48)  tanpa  disiplin yang baik, kegiatan dan proses pendidikan akan  terganggu  karena  ada  yang melanggar  disiplin  sekolah.
Disiplin dalam kebersihan lingkungan
Kebersihan  lingkungan  sekolah merupakan tanggung jawab bersama untuk menunjang  pelaksanaan  proses  belajar mengajar.  Sesuai  dengan  pendapat  TUU Tulus (2004:36) yang menyatakan bahwa lingkungan  sekolah  yang  teratur,  tertib, tenang  tersebut  memberikan  gambaran lingkungan  siswa  yang  giat,  gigih,  serius, penuh  perhatian,  sungguh-sungguh  dan kompetitif  dalam  kegiatan  pembelajaran. Lingkungan  sekolah diartikan  sebagai lingkungan  dimana  siswa  dibiasakan dengan  nilai-nilai  tata  tertib  sekolah  dan nilai-nilai  kegiatan  pembelajaran  berbagai bidang  studi.
Disiplin dalam pengaturan waktu belajar
Menurut  Maman Rahman  1999  (dalam  TUU  Tulus, 2004:35) bahwa dengan adanya penerapan disiplin  akan  membantu  peserta  didik belajar  hidup  dengan  kebiasaan-kebiasaan yang  baik,  positif  dan  bermanfaat  bagi lingkungannya.  Kebiasaan-kebiasaan  yang dapat  dikembangkan  oleh  siswa  adalah bagaimana ia bisa mengatur waktu belajar baik di sekolah maupun dirumah.
Disiplin dalam kelakuan
Soejitno Irmim dan Abdul Rochim (dalam Soegeng  Priyodarminto,  2004:101-119) pandangan  yang  bisa  menghambat jalannya  disiplin  adalah  menganggap disiplin  sebagai  siksaan, merasa  tidak  ada yang mengawasi, menuruti hawa nafsunya, sikap  egois  dan  mencari  enaknya  sendiri, contoh  yang  tidak  baik,  kesempatan melakukan  perbuatan  menyimpang,  tidak merasa berdosa. Disiplin  siswa  di  sekolah  dapat berjalan  dengan  maksimal  apabila  semua pendidik  mengambil  bagian  di  dalam menjaganya,  sesuai  dengan  fungsi  yang ditentukan.  Dalam  hal  ini,  peran  guru pembimbing  dalam  penerapan  disiplin sekolah  menurut  Kartini  Kartono (1985:212)  adalah  :  1)  Tidak  berfungsi sebagai  pemegang  kuasa,  jadi  tidak  akan menguji,  mengadili  atau  menilai  anak,  2) Mempunyai  keterampilan  khusus  dan pengalaman  yang  lebih  mendalam mengenai  memahami  perasaan  an kepribadian  siswa,  3)  Berfungsi  sebagai orang yang menolong dan melayani semua pihak,  4)  Menjadi  orang  yang  dapat dipercaya  dengan  rahasia-rahasia  yang tidak  dapat  dikemukakan  kepada  orang lain
Faktor-faktor yang mendukung disiplin
a.       Dukungan dari Diri Sendiri
Menurut  Elizabeth  Hurlock  (1987:79) “siswa  yang  terbiasa  untuk  patuh  pada
aturan-aturan  dan  norma  yang  berlaku akan  mempermudah  dirinya  untuk  dapat
menyesuaikan  diri  dengan  lingkungan yang  baru  dimasukinya.
b.      Dukungan dari teman sebaya
Hal  ini  sejalan  dengan  pendapat Santrock  (2003:270)  “Hakikatnya  ketika
individu  memasuki  lingkungan  sekolah mengembangkan  interaksi  sosialnya
dengan  teman  sebaya  yang  menjadi kebutuhan  bersama”.
c.       Dukungan dari Lingkungan
pendapat Maman  Rahman,  (dalam  TUU  Tulus, 2004:35) bahwa dengan adanya penerapan disiplin  akan  membantu  peserta  didik untuk  belajar  hidup  dengan  kebiasaankebiasaan positif, dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
Implikasinya dalam Pelayanan BK untuk Penanganan Disiplin Siswa
a.       Layanan Orientasi.
b.      Layanan Informasi.
c.       Layanan Konseling Individual.
d.      Layanan Bimbingan Kelompok.
e.       Layanan Konseling Kelompok.
E. Metode Penelitian
Penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan disiplin siswa di sekolah dan implikasinya dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner yang mengungkapkan disiplin siswa di sekolah, kemudian, data yang dikumpulkan akan dianalisis dengan teknik persentase
F. Kesimpulan
penelitian menemukan bahwa disiplin di sekolah dalam kategori baik, yaitu, 1) disiplin kerapihan, 2) disiplin ketekunan, 3) pengaturan disiplin waktu pelajaran. Padahal kedisiplinan di sekolah sudah cukup baik, seperti: 1) disiplin lingkungan kebersihan, 2) disiplin perilaku. Faktor-faktor yang mendukung disiplin siswa di sekolah adalah dalam kategori baik, seperti, 1) diri mereka sendiri, 2) teman-teman kontemporer. Padahal, faktor-faktor yang mendukung kedisiplinan siswa di sekolah dalam kategori cukup baik.
G. Profil Penulis
Penulis jurnal ini adalah fani julia fiana, Daharnis dan Mursyid ridha, Mereka adalah Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang,

Review Jurnal V
A. Judul
BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
B. Fokus Masalah
Permasalahan layanan bimbingan dan konse-ling di sekolah antara lain 1) Bagaimanakah peran bimbingan dan konseling di sekolah? dan 2) Bagai-mana cara meningkatkan mutu layanan bimbingan dan konseling di sekolah?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan ini yaitu mensosialisasikan penyuluhan bimbingan dan konseling sekolah.
D. Teori yang digunakan:
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Menurut Prayitno (2004), bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Fungsi Bimbingan dan Konseling
Uman Suherman yang dikutip oleh Sudrajat (2008) mengemukakan sepuluh fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:
a.       Fungsi Pemahaman
b.      Fungsi Preventif
c.       Fungsi Pengembangan
d.      Fungsi Penyembuhan
e.       Fungsi Penyaluran
f.       Fungsi Adaptasi
g.      Fungsi Penyesuaian
h.      Fungsi Perbaikan
i.        Fungsi Fasilitasi,
j.        Fungsi Pemeliharaan
Prinsip Bimbingan dan Konseling
a.       diperuntukkan bagi semua konseling.
b.      sebagai proses individuasi.
c.       menekankan hal yang positif.
d.      merupakan Usaha Bersama.
e.       pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan konseling.
Asas Bimbingan dan Konseling
1.      Asas  kerahasiaan,
2.       Asas  kesukarelaan,
3.      dan Asas  keterbukaan
Aspek Yuridis Eksistensi Konselor
Keberadaan  konselor  dalam  sistem  pendidikan nasional  dinyatakan  sebagai  salah satu  kualifikasi pendidikan  yang  sejajar  dengan  kualifikasi  Guru,Dosen,  Pamong  dan  Tutor  berdasarkan  UndangUndang  Nomor  20  tahun  2003,  Pasal  1  ayat  (6).Pengakuan secara eksplisit dan kesejajaran posisi antara  kualifikasi  tenaga  pendidikan  satu  dengan yang  lainnya  mengandung  arti  bahwa  setiap tenaga  pendidik,  termasuk  Konselor,  memiliki keunikan  konteks  dalam  tugas,  eksplektasi kinerja,  dan  setting  layanan.
Bidang Layanan Bimbingan Konseling
Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
E. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan kajian literatur.
F.Kesimpulan
Rendahnya  mutu  layanan  bimbingan  dan konseling  di  sekolah  disebabkan  oleh  beberapa faktor  yaitu:  1)  Jumlah  guru  bimbingan  dan konseling  di  masing-masing  sekolah  SMP  di  DKI belum  sesuai  dengan  rasio  1:150  siswa;  2)  Guru bimbingan  dan  konseling  belum  sepenuhnya menguasai  dan  memiliki  kompetensi  sebagai konselor;  3)  Guru  bimbingan  dan  konseling umumnya  belum  menguasai  pengetahuan  yang harus  dimiliki  oleh  seorang  konselor  yang  sesuai dengan  Undang-Undang  Nomor  20  tahun  2003 Pasal  1  ayat  (6);   dan  4)  Guru  bimbingan  dan konseling  masih  bertugas  rangkap
G. Profil Penulis
Penulis jurnal ini adalah H. Kamaluddin ,beliau adalah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA


Aspek
Jurnal 1
Jurnal 2
Jurnal 3
Jurnal 4
Jurnal 5
Kedudukan bimbingandankonseling di sekolah
ü   
-
-
-
-
Jenis bimbingan dan konseling di sekolah
-
-
ü   
-
-
Bimbingan Konseling komprehensif
-
ü   
-
-
-
Fungsi, prinsp dan Asas BK
-
-
-
-
ü   
Jenis pelayanan pada BK
-
-
ü   
ü   
-

Spesifikasi :


Aspek
Jenis Layanan pada BK
Jurnal 3
Layanan BK di sekolah mencakup empat bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier (Nursalim, 2002:6).
Jurnal  4
Implikasinya dalam Pelayanan BK untuk Penanganan Disiplin Siswa
a.       Layanan Orientasi.
b.      Layanan Informasi.
c.       Layanan Konseling Individual.
d.      Layanan Bimbingan Kelompok.
e.       Layanan Konseling Kelompok

Kesimpulan
Berdasarkan review yang telah disusun dan berhubungan dengan pembahasan utama mengenai Hakikat konseling di dunia pendidikan dapat diambil kesimpulan bahwa hakikat konseling di dunia pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, karena Secara  formal  kedudukan  BK  dalam  sistem  pendidikan  di  Indonesia  ada didalam undang    undang No. 20 / 2003 tentang sistem pendidikan naisonal beserta perangkat peraturan pemerintahanya,  sedagkan hal    hal  yang berhubungan dengan pendidikan  dasar  dimana  sekolah  dasar  ada  didalamnya  dibicarakan  secara  khusus dalam PP No. 28/1999 tentang pendidikan dasar bab  X. pada pasal 25 ayat I  dan Berdasarkan  pasal  27  Peraturan  Pemerintah  Nomor  29/90,  “Bimbingan merupakan  bantuan  yang  diberikan  kepada  siswa  dalam  rangka  upaya  menemukan pribadi,  mengenal  lingkungan,  merencanakan  masa  depan.”  (Depdikbud,  1994). Selanjutnya Prayitno (1983) mendefinisikan bahwa:Bimbingan  merupakan  bantuan  yang  diberikan  kepada  seorang  (individu)  atau sekelompok orang  agar  mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi  yang mandiri.
Menurut  Winkel  (2004)  “Pengertian  program  bimbingan  dan  konseling  adalah suatu  rangkaian  kegiatan  bimbingan  yang  terencana  dan  terorganisasi  dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu. berdasarkan kepada kedududkan BK dalam UU dan  pengertian bimbingan dan koseling tersebut maka hakikat konseling dalam dunia pendidikan sangat penting untuk pemberian  bantuan  kepada  seseorang  atau  sekelompok siswa  secara terus-menerus  dan sistematis  yang di lakukan oleh    seorang guru pembimbing agar individu atau seseorang menjadi pribadi yang mandiri dan positif.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

JENIS LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

Review jurnal BK "strategi pengendalian diri dalam BK

KODE ETIK BK DI INDONESIA